#Part 43 - I'M NOT VIRGIN

#Part 43 - I'M NOT VIRGIN

Namanya Handi keturunan jawa tulen sedikit berlogat medok agak lugu
namun baik hati bak arjuna. Karakter itulah yang membuat dia berbeda
dengan yang lain, selain itu Handi hobby bermain futsal dan sering
kumpul dengan teman-temannya. Saat itu ada warga baru yang melirik
akan keberadaannya dikomplek, wajarlah seorang ibu yang
mengkhawatirkan putri cantik beranjak dewasa yang sudah layak mendapat
ayoman dan bimbingan oleh imamnya yaitu suami, ibu paruh baya
berkerudung besar lagi berparas ayu itu memberanikan diri ke rumah
Handi dengan sopan dan menyatakan maksud dan tujuannya.
Sesekali Handi membalas dengan candaan yang membuat Umi (panggilan
ibu) menjadi pelawak dadakan. Astrid ya itu nama putri semata
wayangnya yang cantik, berkulit bening dan semampai anaknya Habib
keturunan orang Jawa Timur, yang akan dia perkenalkan ke Handi.
Secara fisikly mana ada sich yang akan menolak seorang putrinya yang
cantik itu dengan umi yang baik dan ramah pula. Kesan pertama all over
is good tapi entahlah semua belum dijalani episode demi episode yang
akan terus bergulir bak sinetron.
"Hai.." Astrid menyapa riang Handi, yang ternyata wajah itu belum lama
ini sering wara wiri nongol disekitar komplek perumahan Cibubur. Handi
membalas sekenanya.
Setelah hubungan yang cukup lama akhirnya Astrid ingin kepastian dari
Handi, hingga akhirnya Handi rela meninggalkan temannya demi gadisnya
itu`
"kak, benerkan ucapan itu?" hanya anggukan jawaban Handi.
"kak....." ucap Astrid yang kemudian lama terdiam.
"Ada apa Trid, ayo ceritakan, kakak sayang Astrid, ayo katakan
walaupun itu pahit".
Astrid bertanya untuk meyakinkan cintanya
"Benerkan kakak mau terima Astrid apa adanya?"
Handi mengangguk.
"kenapa kakak cuma mengangguk?, Astrid pengen jawabam dari bibir
kakak!" keluh Astrid.
Handi membalas
"iya, kakak mau terima Astrid apa adanya"
Tangan mereka saling mengerat, mereka bertatap semakin dalam.
Astrid mengangkat bicara
"maafin ya kak, kalo Astrid sudah tidak virgin lagi..."
seketika itu Handi melepas tangan Astrid, bak disamber gledek, Handi
mematung, Astrid menangis sejadi-jadinya. Astrid ingat saat bersama
pacarnya dulu pas putih abu-abu, rayuan maut cowoknya dulu yang suka
sama suka melakukan sex pra nikah, memang tak sampai hamil, mungkin
zat aditif pernah merasakan "sesuatu itu" membuat ia lebih agresif.
Penyesalan sudah berlalu.
Handi membisu seribu kata ditemani tangisan Astrid dengan memelas.
"kalau sudah tenang, boleh membela diri, otakku beku, malam sudah
larut" Handi mengangkat bicara sambil menghela nafas panjang.
Astrid rupanya sudah lelah, padahal dalamhatinya ingin sekali memeluk Handi.
Astrid tak bisa memaksa keadaan. Syarat perawan memang bukan yang
wajib untuk menjalani pernikahan, tetapi menjaga keperawanan bagi para
kaum hawa yang masih single itu sangat wajib karena menyangkut
kehormatan dan harga diri. Banyak kaum adam yang menuntut keperawanan
untuk menjalani samudra rumah tangga, kalaupun jodoh harus menikahi
duda atau janda itu perkara lain yang tak bisa ditebak. Astrid
berpamitan lirih ucap salam, mengulur tangan dan Handi menerimanya
hanya diujung jemari.
Handi tak ambil pusing dan kembali ke teman-temannya dan bermain futsal.


No comments:

Post a Comment

Contact Us

Name

Email *

Message *

Back To Top