IMPIANKU ZAMAN DAHULU

IMPIANKU ZAMAN DAHULU

waktu sekolah di SD dulu gue pernah terobsesi menjadi pemain sepak bola.
latihan bola, seperti Tsubasha Ozora dan teman-temannya melawan Hyuga
dari Tim Mewa FC.
gara-gara acara kartun tersebut sampai pengen bisa tendangan jarak
jauh, gue selalu kalah menendang bola tidak seperti Pe'i, Juned,
Karman, Latip dkk. mereka bisa menendang bola dengan kaki kiri,
sedangkan gue menendang bola kaki kanan aja nggak jauh apalagi
mencetak gol yang dijaga oleh Karman dan Ajat. Mereka bisa bermain
bola atas sifat yang alami. Bakat orangtua gue mancing, dengan bakat
mancing tersebut tidak bisa dipakai dalam maen bola.
maka demi bisa maen bola seperti mereka gue lari pagi, setelah subuh
sebelum sekolah gue lari pagi bahkan dalam rumah pun gue sering
lari-lari sampai emak gue sering bentak-bentak gue yg lari-lari dalam
rumah.
"jika mereka bisa menendang dengan kaki kiri, kenapa gue nggak bisa?
gue pasti bisa kaya mereka" ucap gue dalam hati.
Gue pun mencontoh Bruce Lee push up dengan sebelah kaki, kaki kanan
bertumpu pada kaki kiri. hasilnya gue kuat sampe 5, kemudian 8, lalu
gue pun tengkurap dalam tanah 'gak kuat'.
Cara terakhir supaya bisa menendang bola sebelah kiri yaitu gue
melakukan apapun dengan anggota badan sebelah kiri, seperti menulis yg
biasa memakai tangan kanan maka gue menulis dengan tangan kiri, cebok
setelah buang hajat pun tangan kiri, menyisir pun kesebelah kiri,
menghapus papan tulis, menyapu, memberi makan kambing, memberi makan
ayam, sampai penunjuk Al-qur'an pun memakai sebelah kiri hingga Bu
Nung (guru ngaji gue sampe sekarang) melotot karena nunjuk pake tangan
kiri.
Melihat pintu kelas ibarat melihat gawang, melihat Pak Muhayar pun
waktu itu seperti melihat penjaga gawang menghadang bola namun hal itu
tidak gue lakukan karena dia kepala sekolah gue.
Kegilaan gue pengen jadi pemain sepak bola seperti Kaka yang memakai
kacamata dilapangan bola gue ikutin tapi akhirnya gue dikatain
'sinting', pengen seperti Delpiero pemain Juventus gak kesampean,
nyesek di dada.
Maka bermain sepak bola kami anggap hanya sebuah hiburan mengisi
kekosongan sehabis sekolah, sekolah agama dikampung kami.. waktu dulu
begitu bahagianya kami..



Contact Us

Name

Email *

Message *

Back To Top