#Part 130 - Kisah Anak Yatim Piatu Di China Yang Mengharukan

#Part 130 - Kisah Anak Yatim Piatu Di China Yang Mengharukan

Kisah Anak Yatim Piatu Di China Yang Mengharukan
Kisah tentang seorang gadis kecil yang cantik yang memiliki sepasang
bola mata yang indah dan hati yang lugu polos. Dia adalah seorang
yatim piatu dan hanya sempat hidup di dunia ini selama delapan tahun.
Satu kata terakhir yang ia tinggalkan adalah 'saya pernah datang dan
saya sangat penurut'.
Anak ini rela melepasakan pengobatan, padahal sebelumnya dia telah
memiliki dana pengobatan sebanyak 540.000 dolar yang didapat dari
perkumpulan orang Chinese seluruh dunia. Dia membagi dana tersebut
menjadi tujuh bagian, yang dibagikan kepada tujuh anak kecil yang juga
sedang berjuang menghadapi kematian, dan dia rela melepaskan
pengobatannya.
Begitu lahir dia sudah tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya.
Dia hanya memiliki seorang papa yang mengadopsinya. Papanya berumur 30
tahun yang bertempat tinggal di provinsi She Cuan kecamatan Suang Liu,
kota Sang Xin Zhen Yun Ya Chun Er Cu. Karena miskin, maka selama ini
ia tidak menemukan pasangan hidupnya. Kalau masih harus mengadopsi
anak kecil ini, mungkin tidak ada lagi orang yang mau dilamar olehnya.
Pada tanggal 30 November 1996, tgl 20 bln 10 imlek, adalah saat dimana
papanya menemukan anak kecil tersebut diatas hamparan rumput,
disanalah papanya menemukan seorang bayi kecil yang sedang kedinginan.
Pada saat menemukan anak ini, di dadanya terdapat selembar kartu kecil
tertulis, 20 November jam 12.
Melihat anak kecil ini menangis dengan suara tangisannya sudah mulai
melemah, papanya berpikir kalau tidak ada orang yang memperhatikannya,
maka kapan saja bayi ini bisa meninggal. Dengan berat hati papanya
memeluk bayi tersebut, dengan menghela nafas dan berkata, "saya makan
apa, maka kamu juga ikut apa yang saya makan". Kemudian papanya
memberikan dia nama Yu Yan.
Ini adalah kisah seorang pemuda yang belum menikah yang membesarkan
seorang anak, tidak ada ASI dan juga tidak mampu membeli susu bubuk,
hanya mampu memberi makan bayi tersebut dengan air tajin (air beras).
Maka dari kecil anak ini tumbuh menjadi lemah dan sakit-sakitan.
Tetapi anak ini sangat penurut dan sangat patuh. Musim silih berganti,
Yu Yuan pun tumbuh dan bertambah besar serta memiliki kepintaran yang
luar biasa. Para tetangga sering memuji Yu Yuan sangat pintar walaupun
dari kecil sering sakit-sakitan dan mereka sangat menyukai Yu Yuan.
Ditengah ketakutan dan kecemasan papanya, Yu Yuan pelan-pelan tumbuh
dewasa.
Yu Yuan yang hidup dalam kesusahan memang luar biasa. Mulai dari umur
lima tahun, dia sudah membantu papa mengerjakan pekerjaan rumah,
mencuci baju, memasak nasi, dan memotong rumput. Setiap hal dia
kerjakan dengan baik. Dia sadar dia berbeda dengan anak-anak lain.
Anak-anak lain memiliki sepasang orang tua, sedangkan dia hanya
memiliki seorang papa. Keluarga ini hanya mengandalkan dia dan papa
yang saling menopang. Dia harus menjadi seorang anak yang penurut dan
tidak boleh membuat papa menjadi sedih dan marah.
Pada saat dia masuk sekolah dasar, dia sendiri sudah sangat mengerti,
harus giat belajar dan menjadi juara di sekolah. Inilah yang bisa
membuat papanya yang tidak berpendidikan menjadi bangga di desanya.
Dia tidak pernah mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi untuk
papanya. Setiap hal yang lucu yang terjadi di sekolahnya diceritakan
kepada papanya. Kadang-kadang dia bisa nakal dengan mengeluarkan
soal-soal yang susah untuk menguji papanya.
Setiap kali melihat senyuman papanya, dia merasa puas dan bahagia.
Walaupun tidak seperti anak-anak lain yang memiliki mama, tetapi bisa
hidup bahagia dengan papa, ia sudah sangat berbahagia.
Mulai dari bulan Mei 2005 Yu Yuan mulai mengalami mimisan. Pada suatu
pagi saat Yu Yuan sedang mencuci muka, ia menyadari bahwa air cuci
mukanya sudah penuh dengan darah yang ternyata berasal dari hidungnya.
Dengan berbagai cara tidak bisa menghentikan pendarahan tersebut
sehingga papanya membawa Yu Yuan ke puskesmas desa untuk disuntik.
Tetapi sayangnya dari bekas suntikan itu juga mengerluarkan darah dan
tidak mau berhenti. Dipahanya mulai bermunculan bintik-bintik merah.
Dokter tersebut menyarankan papanya untuk membawa Yu Yuan ke rumah
sakit untuk diperiksa. Begitu tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak
mendapatkan nomor karena antrian sudah panjang. Yu Yuan hanya bisa
duduk sendiri dikursi yang panjang untuk menutupi hidungnya. Darah
yang keluar dari hidungnya bagaikan air yang terus mengalir dan
memerahi lantai. Karena papanya merasa tidak enak kemudian mengambil
sebuah baskom kecil untuk menampung darah yang keluar dari hidung Yu
Yuan. Tidak sampai sepuluh menit, baskom
yang kecil tersebut sudah penuh berisi darah yang keluar dari hidung Yu Yuan.
Dokter yang melihat keadaaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan untuk
diperiksa. Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena
Leukimia ganas. Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang
memerlukan biaya sebesar 300.000 $. Papanya mulai cemas melihat
anaknya yang terbaring lemah di ranjang. Papanya hanya memiliki satu
niat yaitu menyelamatkan anaknya. Dengan berbagai cara meminjam uang
kesanak saudara dan teman dan ternyata, uang yang terkumpul sangatlah
sedikit. Papanya akhirnya mengambil keputusan untuk menjual rumahnya
yang merupakan harta satu satunya. Tapi karena rumahnya terlalu kumuh,
dalam waktu yang singkat tidak bisa menemukan seorang pembeli.
Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari kian kurus,
dalam hati Yu Yuan merasa sedih. Pada suatu hari Yu Yuan menarik
tangan papanya, air mata pun mengalir dikala kata-kata belum sempat
terlontar. "Papa saya ingin mati". Papanya dengan pandangan yang kaget
melihat Yu Yuan, "Kamu baru berumur 8 tahun kenapa mau mati". "Saya
adalah anak yang dipungut, semua orang berkata nyawa saya tak
berharga, tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah saya keluar dari
rumah sakit ini."
Pada tanggal 18 juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak mengenal
huruf, menandatangani surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang
berumur delapan tahun itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan
dengan pemakamannya sendiri. Hari itu juga setelah pulang kerumah, Yu
Yuan yang sejak kecil tidak pernah memiliki permintaan, hari itu
meminta dua permohonan kepada papanya. Dia ingin memakai baju baru dan
berfoto. Yu Yuan berkata kepada papanya: "Setelah saya tidak ada,
kalau papa merindukan saya lihatlah foto ini". Hari kedua, papanya
menyuruh bibi menemani Yu Yuan pergi ke kota dan membeli baju baru. Yu
Yuan sendirilah yang memilih baju yang dibelinya. Bibinya memilihkan
satu rok yang berwarna putih dengan corak bintik-bintik merah. Begitu
mencoba dia tidak rela melepaskannya. Kemudian mereka bertiga tiba di
sebuah studio foto. Yu Yuan kemudian memakai baju barunya dengan pose
secantik mungkin berjuang untuk tersenyum. Bagaimanapun ia berusaha
tersenyum, pada
akhirnya juga tidak bisa menahan air matanya yang mengalir keluar.
Kalau bukan karena seorang wartawan Chuan Yuan yang bekerja di surat
kabar Cheng Du Wan Bao, Yu Yuan akan seperti selembar daun yang lepas
dari pohon dan hilang ditiup angin.
Setelah mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit, Chuan Yuan
kemudian menuliskan sebuah laporan, menceritakan kisah Yu Yuan secara
detail. Cerita tentang anak yg berumur 8 tahun mengatur pemakamakannya
sendiri dan akhirnya menyebar keseluruh kota Rong Cheng. Banyak
orang-orang yang tergugah oleh seorang anak kecil yang sakit ini, dari
ibu kota sampai satu Negara bahkan sampai keseluruh dunia. Mereka
mengirim email ke seluruh dunia untuk menggalang dana bagi anak ini.
Dunia yang damai ini menjadi suara panggilan yang sangat kuat bagi
setiap orang.
Hanya dalam waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang Chinese didunia
saja telah mengumpulkan 560.000 dolar. Biaya operasi pun telah
tercukupi. Titik kehidupan Yu Yuan sekali lagi dihidupkan oleh cinta
kasih semua orang.

Sumber : www.arto-mega.com

















No comments:

Post a Comment

Contact Us

Name

Email *

Message *

Back To Top