Ekosistem Antartika
Antara - Sel, 6 Mar 2012
Sydney (ANTARA/Reuters) - Di benua beku
alamiah Kutub Selatan, para ilmuwan
khawatir terhadap serbuan "makhluk asing"
--bukan dari antariksa, tetapi dari yang
terbawa dalam tas dan kantung manusia.
Benih dan tanaman yang secara tak sengaja
terbawa ke Antartika oleh wisatawan dan
ilmuwan mungkin menghadirkan spesies
tanaman asing yang dapat mengancam
kelangsungan hidup tanaman asli di
ekosistem yang sangat seimbang tersebut.
Tanaman asing yang menyerbu itu termasuk
di antara ancaman paling besar terhadap
kelestarian Kutub Selatan, terutama saat
perubahan iklim yang membuat hangat
benua es tersebut, kata satu laporan di
Proceedings of the National Academy of
Sciences Journal, yang disiarkan Selasa.
Lebih dari 33.000 wisatawan dan 7.000
ilmuwan mengunjungi Antartika setiap
tahun dengan naik kapal dan pesawat, dan
jajak pendapat dua bulan mengenai
pelancong ke sana telah mendapati banyak
dari mereka membawa benih tanaman yang
berasal dari negara lain yang sudah mereka
kunjungi.
Studi itu mengosongkan isi kantung, baju,
celana dan lipatan lengan baju, sepatu serta
bagian dalam tas pelancong, serta
menggunakan jepitan untuk mengambil
benih yang tersembunyi secara tak sengaja.
"Orang paling banyak membawa benih.
Semuanya benar-benar ancaman besar,"
kata Dana Bergstrom, dari Australian
Antartic Division.
"Ketika kita mengambil sesuatu saat
melakukan pendakian, maka kita membawa
spesies yang bersaing. Tanaman dan hewan
di sana tak perlu bersaing, jadi ada
kemungkinan besar ... kita mulai kehilangan
bermacam keragaman hayati yang sangat
berharga di benua (Kutub Selatan) itu," kata
Bergstrom kepada Reuters --yang dipantau
antara di Jakarta, Selasa siang.
Di antara spesies asing yang ditemukan
adalah Iceland Poppy, rumput Tall Fescue
Velvet --semuanya berasal dari iklim dingin
dan mampu tumbuh di Kutub Selatan.
Semenanjung Antartika, tempat yang
didatangi kebanyakan wisatawan, sekarang
dipandang sebagai "titik panas" di benua
beku dan iklim yang lebih hangat, sehingga
lebih mudah bagi benih untuk tersebar.
"Semenanjung tersebut sekarang lebih
hangat dengan tingkat yang paling besar di
planet ini," kata Bergstrom.
Studi tersebut, penilaian pertama di seluruh
benua itu mengenai serbuan spesies asing
ke Kutub Selatan, menanyai sebanyak 1.000
penumpang selama 2007-2008, tahun
pertama International Polar Year, upaya
internasional untuk meneliti wilayah kutub.
Diperlukan waktu tiga tahun untuk
mengidentifikasi spesies benih dan
dampaknya terhadap benua yang diselimuti
es itu.
Bergstrom mengatakan satu benih asing
yang telah memiliki pijakan adalah Annual
Winter Grass.
Itu adalah rumput penting di sub-Antartika
dan sekarang berada di pulau King George,
Kutub Selatan.
Tanaman tersebut juga telah meninggalkan
jejak di bagian ekor benua Kutub Selatan.
"Itu cuma satu contoh rumput liar yang
kami ambil dan populasi yang baru saja
ditemukan dalam dua musim belakangan,"
katanya.
Annual Winter Grass tumbuh sangat baik di
daerah terganggu seperti daerah penguin
dan anjing laut, dan dapat menyebar di
antara lumut yang tumbuh lambat di seluruh
koloni itu.
"Jika rumput liar tersebut memasuki daerah
di semenanjung itu, rumput tersebut akan
memiliki potensi untuk menguasai tanaman
lain," kata Bergstrom. (rr)
No comments:
Post a Comment