MAKALAH PENGERTIAN TENTANG AL KITAB

MAKALAH PENGERTIAN TENTANG AL KITAB


Pengertian Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT
Secara bahasa, iman artinya yakin atau percaya. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT artinya meyakini bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab kepada para nabi dan rasul-Nya melalui perantara malaikat Jibril. Kitab-kitab tersebut, sebagai pedoman hidup umat manusia untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat.
Setiap muslim, wajib percaya adanya kitab-kitab Allah SWT yang diturunkan kepada para rasul-Nya. Kitab-kitab tersebut menjadi pedoman hidup manusia. Karena itu, kita wajib memahami dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kitab-kitab Allah SWT tersebut, berisi tentang kabar gembira dan berita peringatan. Kabar gembira berupa surga yang dijanjikan bagi orang-orang yang beriman, bertaqwa dan beramal shaleh. Dan sebagian peringatan, diperuntukan bagi orang-orang kafir serta munafik yang selalu berbuat kerusakan di muka bumi.
Perhatikan firman Allah SWT berikut yang artinya: "Manusia adalah umat yang satu (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. Dan Allah menurunkan bersama mereka kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka, keterangan-keterangan yang nyata....."QS. Al-Baqarah : 21
Kitab-Kitab Allah SWT dan Rasul-Rasul yang Menerimanya
Kitab-kitab Allah yang wajib kita imani ada empat, yaitu:
1. Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa a.s dengan bahasa Ibrani. Kitab ini berisi tentang aqidah dan syari'ah
2. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud a.s dengan bahasa Qibti. Kitab ini berisi tentang aqidah, ibadah dan nasehat
3. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa a.s dengan bahasa Suryani. Kitab ini berisi tentang aqidah dan syari'ah
4. Kitab Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan bahasa Arab. Kitab ini berisi tentang aqidah, syari'ah, muamalah dan sejarah.
Kitab-Kitab Allah SWT Sebagai Petunjuk Bagi umat Manusia
Keberadaan kitab suci di tengah-tengah kehidupan manusia menjadi suatu hal yang sangat penting. Sebab manusia tidak akan mengalami ketakutan dan kekhawatiran, jika dalam menjalani hidup mereka berpegang teguh pada-Nya.
Allah SWT berfirman yang artinya: "Orang-orang yang telah kami beri Al-kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka beriman kepadanya. Dan barangsiapa ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi."QS. Al-Baqarah : 121
Fungsi Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT, antara lain:
1. Sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia
2. Mendapatkan petunjuk yang tertinggi untuk membedakan hal yang halal dan yang haram, serta perbuatan yang haq dan yang bathil.
3. Sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman
4. Sebagai pelajaran yang sangat berharga dari kisah-kisah para nabi terdahulu
5. Sebagai penenang dan penentram hati
6. Pemberi informasi tentang adanya akherat
7. Agar manusia mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat
Kitab Taurat ((bahasa Ibrani: ספר תורה, Sefer Torah; bentuk jamak: ספרי תורה Sifrei Torah ; bahasa Inggris: Torah Scroll) adalah salinan tulisan tangan dari seluruh kumpulan kitab Taurat (Torah atau Pentateukh), kitab paling suci di dalam Alkitab Ibrani bagi orang Yahudi dan penganut Yudaisme. Harus dibuat menurut standar yang sangat ketat. Gulungan Taurat terutama digunakan dalam ritual Pembacaan Taurat selama ibadah Yahudi. Pada waktu-waktu lain, disimpan pada tempat paling suci di dalam suatu sinagoga, yaitu "Tabut Kudus" (Aron Kodesh; bahasa Inggris: Holy Ark), yang biasanya merupakan sebuah lemari berukiran dan bertirai atau bagian Sinagoga yang dibangun pada salah satu dinding, yang menghadap paling dekat ke arah Yerusalem, yaitu arah sembahyang orang-orang Yahudi.
Naskah Taurat sendiri umumnya dicetak dan dibukukan untuk fungsi-fungsi bukan ritual. Dalam bentuk buku ini, naskah tersebut disebut "Chumash" (artinya "lima bagian", merujuk kepada lima kitab Musa), dan sering disertai dengan komentari atau terjemahan-terjemahan.


Sejarah Turunnya Kitab Zabur


Zabur artinya tulisan. Kitab Zabur diberikan kepada Nabi Daud a.s. Kitab yang diberikan kepada Nabi Daud a.s berbahasa Qibti. Turunnya Kitab Zabur diterangkan dalam firman Allah SWT. Surah An-Nisa ayat 163.
Kitab Zabur berisi tentang beberapa zikir, pengajaran, dan hikmah. Isi Kitab Zabur merupakan petunjuk atau wahyu dari Allah dan berlaku pada umat Bani Israil
Zabur (bahasa Arab: زبور) disamakan oleh sebagian ulama dengan Mazmur, yang menurut Islam, adalah salah satu kitab suci yang diturunkan sebelum Al-Qur'an (selain Taurat dan Injil).
Istilah zabur adalah persamaan dengan istilah Ibrani zimra, bermaksud "lagu, musik." Ia, bersama dengan zamir ("lagu") dan mizmor ("mazmur" atau psalm), merupakan derivasi zamar, artinya "nyanyi, nyanyikan pujian, buatkan musik."
Dalam Islam zabur adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada kaum Bani Israil melalui utusannya yang bernama Nabi Daud.




Kitab agama ini adalah milik umat Kristiani, dikenal dengan sebutan Alkitab atau Bibel (Inggris : Bible, Jerman : Bijbel), terdiri dari dua bagian kitab, yaitu Kitab Perjanjian Lama (PL) dan Kitab Perjanjian Baru (PB).
Di dalam Kitab Perjanjian Lama, Tuhan pernah berfirman bahwa orang-oran Israel itu sangat durhaka dan hobi merubah-rubah kitab suci (baca: Kitab Mikha 3:1 – 12 dan Ulangan 31:27).
Akibatnya, kitab suci ini menjadi bercampur-baur antara kebenaran ilahi dan kesalahan-kesalahan manusiawi yang ditulis oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.


Kitab Allāh (Arab: كتاب الله, Kitabullāh) adalah catatan-catatan yang difirmankan oleh Allah kepada para nabi dan rasul. Umat Islam diwajibkan meyakininya, karena mempercayai kitab-kitab selain Al Qur'an sesuai dengan salah satu Rukun Iman. Jumlah kitab yang telah diturunkan sebanyak 104 kitab suci.[1]
Tulisan-tulisan firman Allah (Kitab Allah) zaman dahulu dibuat menjadi 2 jenis, yaitu bisa berupa shuhuf dan mushaf. Kata Suhuf pula terdapat di surah al A'laa
(yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa.
—(al A'laa 87:19)
Kedua kalimat itu berasal dari akar kalimat yang sama yaitu, "sahafa" (menulis). Shuhuf (Arab:صحيفة tunggal: sahifa) berarti sepenggal kalimat yang ditulis dalam material seperti kertas, kulit, papirus dan media lain. Sedangkan mushaf (Arab:مصحف jamak: masahif) berarti kumpulan-kumpulan shuhuf, yang dibundel menjadi satu, seperti 2 sampul dalam satu isi.[2]
Dalam sejarah penulisan dari teks Qur'an, suhuf terdiri dari beberapa lembaran yang pada akhirnya Qur'an dikumpulkan pada masa Abu Bakar. Dalam suhuf tersebut susunan tiap ayat di dalam surah telah tepat, tetapi lembaran-lembaran yang ada belumlah tersusun dengan rapi, tidak dibundel menjadi satu isi.
Kalimat mushaf pada saat ini memiliki arti lembaran-lembaran yang dikumpulkan di dalam Qur'an yang telah dikoleksikan pada masa Utsman bin Affan. Pada saat itu, tiap ayat di dalam surah telah disusun dengan rapi. Saat ini umat Islam juga menyebut setiap duplikat Qur'an, yang mana memiliki keteraturan tiap ayat dan surah disebut mushaf.


UNDUH FILE BERISI KETERANGAN AYATNYA DISINI



Contact Us

Name

Email *

Message *

Back To Top