FUNGSI DAN CONTOH PENGGUNAAN TANDA BACA

FUNGSI DAN CONTOH PENGGUNAAN TANDA BACA


Kita sering kali masih mengalami kesalahan dalam penggunaan tanda baca. Kesalahan ini bisa terjadi pada sebuah kalimat yang sederhana dan pada sebuah kalimat dalam bentuk paragraf. Tanda baca sendiri adalah suatu simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. (sumber: Wikipedia). 

Pada tulisan ini saya akan membahas mengenai fungsi dan contoh dari penggunaan tanda baca karena sebagai pemenuhan tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia 1 dan akibat masih banyaknya teman - teman yang masih salah dan mengalami kesulitan dalam penggunaan tanda baca yang benar.
Maka langsung saja kita simak bagaimana penggunaan tanda baca yang baik dan benar di bawah ini :
1.    Tanda Baca Titik (.)  => Tanda titik ini digunakan untuk mengakhiri suatu kalimat berita, keperluan singkat suatu gelar, dan pada angka yang menunjukan jam atau mata uang. Contoh : 
•    Tanda titik pada akhir kalimat : Internet berfungsi sebagai sumber informasi bagi setiap orang.
•    Tanda titik pada akhir singkatan, gelar, jabatan dan jabatan : Ir. Priyo Pribadi
•    Tanda titik pada singkatan nama orang : Imelda Martina.T
•    Tanda titik pada singkatan kata yang umumnya diambil 3 huruf : Tgl. 12 Maret 2011
•    Tanda titik pada pemisahan suatu bilangan dan waktu : *Jumlah penduduk di pulau Jawa adalah 126.137 jiwa.   *Sekarang menunjukan pukul 09.00 WIB.
2.      Tanda Baca Koma (,) => Tanda koma ini digunakan untuk memisahkan anak kalimat atau untuk suatu singkatan, gelar dan angka-angka.  Contoh :
•    Tanda koma pada suatu perincian : Pada saat belajar di sekolah kita membutuhkan buku tulis, pensil, pulpen, penggaris, dan penghapus.
•    Tanda koma pada pemisahan kalimat setara yang satu dengan yang lainnya (di dahului oleh kata ; seperti, namun, tetapi, dan melainkan). : Ketika makan daging kita membutuhkan piring dan sendok serta garpu tetapi, kita dapat juga menggunakan pisau makan untuk memotong daging.
•    Tanda koma digunakan di belakang kata-kata (oh, ya, wah, aduh,) yang terdapat di depan kalimat : Wah, indah sekali pemandangan di gunung ini.
•    Tanda koma pada kalimat ungkapan penghubung : Meskipun begitu, aku tetap mempercayai dia.
•    Tanda koma pada bagian nama yang dibalik susunanya dalam daftar pustaka : Riky Martin menjadi Martin, Riky
3.      Tanda Kurung (...) => Tanda kurung ini berfungsi untuk menjelaskan suatu istilah yang belum banyak diketahui oleh banyak orang. Contoh :
•    Tanda Kurung pada keterangan atau penjelas : Pengamatan adalah suatu proses dengan konsumen (manusia) menyadari dan menginterprestasikan
•    Tanda Kurung pada keterangan atau penjelasan yang bukan bagian pokok pembicaraan : Jumlah pertumbuhan penduduk di pulau Jawa dari Desember 2000 sampai Januari 2001 (lihat pada Tabel 3.1) menunjukan adanya peningkatan yang signifikan.
•    Tanda Kurung mengapit huruf atau angka yang merincikan suatu urutan keterangan : Pada filum frotozoa terbagi menjadi kelas (a) cikata, (b) rhizopoda, (c) sporozoa, (d) flogellato.
4.      Tanda Petik Ganda (“...”) => Tanda petik ganda ini berfungsi untuk menandai kalimat langsung atau percakapan dalam suatu naskah drama. Contoh :
•    Tanda Petik Ganda pada suatu naskah, pembicaraan atau bahasa tertulis lainnya : Pada pasal 34 UUD 1945 berbunyi, “Fakir miskin dan anak – anak yang terlantar dipelihara oleh Negara.
•    Tanda Petik Ganda pada suatu judul syair, karangan, atau bab buku yang terdapat dalam kalimat : Buku Karangan Raden Ajeng Kartini berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
•    Tanda Petik Ganda pada istilah ilmiah yang kurang dikenal atau memiliki kalimat khusus : Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “ralat” saja.
5.      Tanda Petik Tunggal (‘…’) => Tanda petik tunggal sama halnya dengan petik ganda berfungsi untuk menandai kalimat langsung atau percakapan. Contoh :
•    Tanda Petik Tunggal pada petikan yang tersusun dengan tanda petik lain : “Dia berkata padaku ‘buanglah sampah pada tempatnya’, sehingga membuat aku menjadi malu.” Ujar Nicko.
•    Tanda Petik Tunggal pada suatu makna, terjemahan, atau penjelasan kata asing :  Belajar mata kuliah itu dapat memberikan kita feed-back ‘umpan balik’ yang baik.
6.      Tanda Apostrof (‘) => Tanda apostrof ini dugunakan untuk penghilangan kata atau bagian angka dan tahun. Contoh :

•    Tanda Apostrof penghilangan pada huruf dan angka : Imelda hari ini bertugas sebagai pembaca pembukaan UUD’45.
7.      Tanda Seru (!) => Tanda seru ini digunakan untuk menegaskan, dan menunjukan bahwa kalimat tersebut harus diperhatikan. Contoh:
•      Tanda Seru pada kalimat penegasan : Buanglah samapah itu pada tempatnya!
8.      Tanda Tanya (?) => Tanda Tanya ini digunakan untuk melengkapi kalimat tanya. Contoh:
•     Tanda Tanya pada kalimat tanya : Siapakah penemu lampu pertama kali ?
9.      Tanda Titik Dua (:) => Tanda titik dua ini digunakan pada suatu pernyataan, percakapan dan pada halaman atau nomor. Contoh:
•    Tanda Titik Dua pada akhir pernyataan : Fakultas Ilmu Komputer Universitas Gunadarma memiliki empat jurusan : Sistem Informasi, Sistem Komputer, Manajemen Informatika dan Teknik Komputer.
•    Tanda Titik Dua pada dialog drama : Imelda : “Apa yang sedang kamu lakukan rik?”  Riky : “Aku sedang membuat aplikasi dari java nie..”
•    Tanda Titik Dua pada suatu halaman atau nomor : QS. An-Nisa : 29
10.    Tanda Garis Miring (/) => Tanda garis miring ini digunakan dalam penanda dalam surat dan sebagai arti dari kata atau. Contoh:
•    Tanda Garis Miring pada nomor surat :  Nomor : 05/IV/2012
•    Tanda Garis Miring pada pengganti kata : Modem Smart ini memiliki kecepatan hingga 7,2 Mb/s.


Huruf Kapital
1.    Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya: -Dia membaca buku.

2.     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”

3.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Islam Quran
Kristen Alkitab


4.     a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya:
Mahaputra Yamin
Sultan Hasanuddin


b. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya:
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Pada tahun ini dia pergi naik haji.

5.     a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru

b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan atau nama instansi yang merujuk kepada bentuk lengkapnya.
Misalnya:
Sidang itu dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia.
Kegiatan itu sudah direncanakan oleh Departemen Pendidikan Nasional.

6.    a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama orang.
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika

Catatan:
(1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama seperti pada de, van, dan der (dalam nama Belanda), von (dalam nama Jerman), atau da (dalam nama Portugal).
Misalnya:
J.J de Hollander
J.P. van Bruggen

(2) Dalam nama orang tertentu, huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata bin atau binti.
Misalnya:
Abdul Rahman bin Zaini
Ibrahim bin Adham

b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama singkatan nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
pascal second Pas
J/K atau JK-1 joule per Kelvin
N Newton
7.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
suku Sunda
bahasa Indonesia

b. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
keinggris-inggrisan
kejawa-jawaan

8.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya.
Misalnya:
tahun Hijriah tarikh Masehi
bulan Agustus bulan Maulid

b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama peristiwa sejarah.
Misalnya:
Perang Dunia I
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

c. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak digunakan sebagai nama.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.

9.    a.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama diri geografi.
Misalnya:
Banyuwangi Asia Tenggara

b.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama geografi yang diikuti nama diri geografi.
Misalnya:
Bukit Barisan Danau Toba
Dataran Tinggi Dieng Gunung Semeru

c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama diri atau nama diri geografi jika kata yang mendahuluinya menggambarkan kekhasan budaya.
Misalnya:
ukiran Jepara pempek Palembang
tari Melayu sarung Mandar

d. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama unsur geografi yang tidak diikuti oleh nama diri geografi.
Misalnya:
berlayar ke teluk mandi di sungai

e. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama diri geografi yang digunakan sebagai penjelas nama jenis.
Misalnya:
nangka belanda
kunci inggris
10.    a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi, kecuali kata tugas, seperti dan, oleh, atau, dan untuk.
Misalnya:
Republik Indonesia
Departemen Keuangan

b. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi.
Misalnya:
beberapa badan hukum
kerja sama antara pemerintah dan rakyat

Catatan:
Jika yang dimaksudkan ialah nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan dokumen resmi pemerintah dari negara tertentu, misalnya Indonesia, huruf awal kata itu ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
Pemberian gaji bulan ke 13 sudah disetujui Pemerintah.

11.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dokumen resmi, dan judul karangan.
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Rancangan Undang-Undang Kepegawaian

12.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah, kecuali kata tugas seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.

13.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan yang digunakan dengan nama diri.
Misalnya:
Dr. doktor
S.E. sarjana ekonomi
Catatan:
Gelar akademik dan sebutan lulusan perguruan tinggi, termasuk singkatannya, diatur secara khusus dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 036/U/1993.

14.    a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman, yang digunakan dalam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
Adik bertanya, “Itu apa, Bu?”
Besok Paman akan datang.
b. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak digunakan dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

15.    . Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata Anda yang digunakan dalam penyapaan.
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?

16.    . Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada kata, seperti keterangan, catatan, dan misalnya yang didahului oleh pernyataan lengkap dan diikuti oleh paparan yang berkaitan dengan pernyataan lengkap itu.





Contact Us

Name

Email *

Message *

Back To Top