Peringatan standar tentang bahaya merokok di bungkus rokok yang dijual di
Indonesia sebenarnya menarik untuk
dibahas. Di sana tertulis: "Merokok Dapat Menyebabkan
Kanker, Serangan Jantung, Impotensi,
Gangguan Kehamilan dan Janin".
Kalau dikatakan apakah larangan itu efektif?
Sepertinya tidak, karena biarpun ada
larangan seperti itu jumlah perokok
terutama generasi muda semakin meningkat
dari tahun ke tahun. Hal ini tentunya akibat
iklan rokok yang masif dan terang-terangan
menyasar anak muda.
Soal ini tentunya sudah banyak dibahas oleh
para penulis akitivis anti-rokok. Kali ini yang
ingin dibahas hal yang sedikit berbeda
terutama dari masalah fungsi seksual orang
yang merokok.
Rokok Pengaruhi Seks?
Kalau Anda yang merokok ditanya 'Pilih
mana merokok atau seks?'. Jawaban
pertanyaan ini mungkin bisa beragam.
Ada mungkin yang akan memilih rokok,
karena menunda rokok sejam saja bisa bikin
kepala pusing, tetapi kalau menunda seks
sampai seminggu saja tidak akan masalah.
Tapi ada pula yang mungkin bilang kalau
seks lebih penting daripada rokok. Atau
yang lebih 'pintar' mungkin akan menjawab
'Paling enak abis seks terus merokok!'.
Sebenarnya banyak penelitian yang
mengatakan dan mengungkapkan bukti-
bukti bahwa merokok membuat libido pada
pria menurun. Hal ini tidak ditemukan pada
subjek perempuan dalam penelitian-
penelitian itu.
Selain libido yang menurun, merokok pada
jangka panjang bisa menyebabkan
impotensi. Hal ini disebabkan karena nikotin
yang terkandung di dalam rokok adalah
suatu zat yang bersifat vasokonstriktor
pembuluh darah. Efeknya pada pembuluh
darah adalah memperketat jalannya darah.
Tidak heran orang dengan tekanan darah
tinggi disarankan untuk tidak merokok.
Pengerasan pembuluh darah ini akan
mengakibatkan aliran darah menjadi kurang
baik dan penis sebagai salah satu organ
yang dialiri pembuluh darah untuk mencapai
ereksi ini pun terkena dampaknya.
Masalah ini juga bisa terjadi pada wanita.
Seperti diketahui organ intim wanita seperti
klitoris merupakan 'miniatur penis' dalam
bentuknya yang paling kecil. Klitoris juga
bisa mengembang pada saat rangsangan
seksual dan bisa memberikan kenikmatan
bahkan orgasme pada wanita bila
distimulus.
Kerjanya juga mirip dengan penis, artinya
pembuluh darah di sekitar klitoris akan terisi
jika ada rangsangan. Kalau wanita merokok
dan membuat aliran darahnya kurang baik
akibat pengerasan pembuluh darah, maka
apa yang terjadi bisa disamakan pada pria
yaitu kurang bergairah atau sulit mencapai
kepuasan seksual.
Walaupun mungkin saat ini para perokok
merasa tidak ada masalah dengan fungsi
seksualnya ataupun dengan libidonya,
penelitian telah membuktikan ada beberapa
hal akan terkait dengan mekanisme
vasokontriksi yang disebabkan oleh nikotin,
zat yang terkandung di dalam rokok.
Salah satu yang paling penting adalah ereksi.
Perokok yang merokok dalam jumlah yang
besar dan waktu yang panjang akan
mungkin sedikit menyadari adanya
perbedaan kerasnya ereksi jika dia sudah
tidak merokok lagi.
Sayangnya nikotin adalah zat adiktif, artinya
zat ini menimbulkan ketergantungan dan
akan sangat sulit melepaskannya jika
kecanduan. Jadi bisa saja orang ini tidak
akan pernah merasakan dirinya ereksi tanpa
pengaruh nikotin.
Jadi pilih rokok atau seks?
Penulis
Dr. Andri, SpKJ
Psikiater Bidang Psikosomatik Medis
Klinik Psikosomatik RS OMNI Alam Sutera
Indonesia sebenarnya menarik untuk
dibahas. Di sana tertulis: "Merokok Dapat Menyebabkan
Kanker, Serangan Jantung, Impotensi,
Gangguan Kehamilan dan Janin".
Kalau dikatakan apakah larangan itu efektif?
Sepertinya tidak, karena biarpun ada
larangan seperti itu jumlah perokok
terutama generasi muda semakin meningkat
dari tahun ke tahun. Hal ini tentunya akibat
iklan rokok yang masif dan terang-terangan
menyasar anak muda.
Soal ini tentunya sudah banyak dibahas oleh
para penulis akitivis anti-rokok. Kali ini yang
ingin dibahas hal yang sedikit berbeda
terutama dari masalah fungsi seksual orang
yang merokok.
Rokok Pengaruhi Seks?
Kalau Anda yang merokok ditanya 'Pilih
mana merokok atau seks?'. Jawaban
pertanyaan ini mungkin bisa beragam.
Ada mungkin yang akan memilih rokok,
karena menunda rokok sejam saja bisa bikin
kepala pusing, tetapi kalau menunda seks
sampai seminggu saja tidak akan masalah.
Tapi ada pula yang mungkin bilang kalau
seks lebih penting daripada rokok. Atau
yang lebih 'pintar' mungkin akan menjawab
'Paling enak abis seks terus merokok!'.
Sebenarnya banyak penelitian yang
mengatakan dan mengungkapkan bukti-
bukti bahwa merokok membuat libido pada
pria menurun. Hal ini tidak ditemukan pada
subjek perempuan dalam penelitian-
penelitian itu.
Selain libido yang menurun, merokok pada
jangka panjang bisa menyebabkan
impotensi. Hal ini disebabkan karena nikotin
yang terkandung di dalam rokok adalah
suatu zat yang bersifat vasokonstriktor
pembuluh darah. Efeknya pada pembuluh
darah adalah memperketat jalannya darah.
Tidak heran orang dengan tekanan darah
tinggi disarankan untuk tidak merokok.
Pengerasan pembuluh darah ini akan
mengakibatkan aliran darah menjadi kurang
baik dan penis sebagai salah satu organ
yang dialiri pembuluh darah untuk mencapai
ereksi ini pun terkena dampaknya.
Masalah ini juga bisa terjadi pada wanita.
Seperti diketahui organ intim wanita seperti
klitoris merupakan 'miniatur penis' dalam
bentuknya yang paling kecil. Klitoris juga
bisa mengembang pada saat rangsangan
seksual dan bisa memberikan kenikmatan
bahkan orgasme pada wanita bila
distimulus.
Kerjanya juga mirip dengan penis, artinya
pembuluh darah di sekitar klitoris akan terisi
jika ada rangsangan. Kalau wanita merokok
dan membuat aliran darahnya kurang baik
akibat pengerasan pembuluh darah, maka
apa yang terjadi bisa disamakan pada pria
yaitu kurang bergairah atau sulit mencapai
kepuasan seksual.
Walaupun mungkin saat ini para perokok
merasa tidak ada masalah dengan fungsi
seksualnya ataupun dengan libidonya,
penelitian telah membuktikan ada beberapa
hal akan terkait dengan mekanisme
vasokontriksi yang disebabkan oleh nikotin,
zat yang terkandung di dalam rokok.
Salah satu yang paling penting adalah ereksi.
Perokok yang merokok dalam jumlah yang
besar dan waktu yang panjang akan
mungkin sedikit menyadari adanya
perbedaan kerasnya ereksi jika dia sudah
tidak merokok lagi.
Sayangnya nikotin adalah zat adiktif, artinya
zat ini menimbulkan ketergantungan dan
akan sangat sulit melepaskannya jika
kecanduan. Jadi bisa saja orang ini tidak
akan pernah merasakan dirinya ereksi tanpa
pengaruh nikotin.
Jadi pilih rokok atau seks?
Penulis
Dr. Andri, SpKJ
Psikiater Bidang Psikosomatik Medis
Klinik Psikosomatik RS OMNI Alam Sutera
No comments:
Post a Comment