RESUME MODUL IPA PPG DALAM JABATAN 2018

RESUME MODUL IPA PPG DALAM JABATAN 2018


RESUME MODUL IPA

MATERI DAN PERUBAHANNYA
Materi didefinisikan sebagai segala sesuatu yang memiliki massa, menempati ruang, dan memiliki sifat yang dapat diindra (dilihat, dicium, didengar, dirasa, atau diraba) baik secara langsung maupun dengan bantuan alat. Jadi materi secara singkat dapat diartikan sebagai sesuatu yang memiiki massa dan menempati ruangan atau memiliki volume.
Hampir semua benda yang terdapat di alam semesta termasuk diri kita sendiri, merupakan materi. Massa yang digunakan dalam mendefinisikan materi tidak sama dengan berat, karena massa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi berat benda. Massa memiliki satuan kg, sedangkan berat memiliki satuan Newton. Misalnya suatu benda memiliki massa 65 kg ketika di bumi akan memiliki massa yang sama ketika berada di bulan, tetapi jika diukur beratnya akan berbeda. Massa benda tersebut tidak mengalami perubahan baik di bumi maupun di luar angkasa.
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhubungan dan berkaitan dengan materi. Benda maupun materi tersebut dapat mengalami perubahan, baik secara fisik maupun kimia. Misalnya terbentuknya uap air dari pemanasan air, pembentukan es batu dari pembekuan air, pembentukan abu akibat pembakaran kertas atau kayu, perkaratan besi oleh udara, pelapukan kayu atau peragian pada tempe atau tape, serta masih banyak lagi peristiwa di sekitar kita yang terkait dengan perubahan
materi.

Sifat Materi
Setiap materi memiliki sifat-sifat khusus. Sifat materi menunjukkan ciri maupun karakteristik dari materi tersebut. Sifat dan karakteristik maupun cirinya salinf berkaitan. Untuk mengenal sifat-sifatnya berarti kita harus mengetahui materi tersebut, demikian juga sebaliknya. Sifat materi meliputi:

1. Sifat fisika
Sifat ini dapat berupa: wujud (fasa), bentuk, warna, bau, rasa, daya hantar panas dan listrik, kelarutan serta tetapan fisika misalnya massa jenis, indeks bias, titik beku, titik didih, maupun titik leleh.


2. Sifat kimia
Sifat ini dapat berupa: kereaktifan misalnya mudah/sukar bereaksi, dapat terbakar, melapuk, atau membusuk, serta rumus kimia, bentuk molekul, maupun susunan dari ikatan kimia.

Perubahan Materi
Tidak ada yang abadi, kecuali Allah SWT, pencipta materi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa materi di alam semesta selalu mengalami perubahan. Perubahan ini cenderung disertai dengan perubahan energi.
Perubahan materi terjadi akibat adanya perubahan massa, volume, wujud, atau berubah menjadi bentuk dan materi lain.
Perubahan tersebut sering kali kita lihat, dalam kehidupan kita misalnya:
- air mendidih manjadi uap
- besi berkarat
- lilin
- kapur barus menyublim
- air membeku (es)
Perubahan materi atau wujud zat dapat terjadi akibat pemanasan atau pendindinan. Pemasanan atau pendinginan akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada energi materi karena adanya perubahan suhu.
Selain itu, pada materi juga kan terjadi pelepasan maupun penyerapan energi. Misalnya pada proses pembakaran kertas, akan terjadi perubahan suhu pada kertas, yaitu suhu semakin naik, selain itu terjadi proses pelepasan energi atau disebut reaksi endoterm. Sedangkan pada proses pendinginan, misalnya pembentukan es batu dari air akan terjadi penurunan suhu pada air dan terjadi proses penyerapan energi atau reaksi endoterm.
Perubahan materi melibatkan perubahan sifat dari materi itu sendiri.
Perubahan ini akan melibatkan perubahan sifat secara fisika atau kimia.
Perubahan sifat kimia suatu materi memiliki kecenderungan melibatkan perubahan secara fisik.




1) Perubahan Fisika
Perubahan fisika merupakan perubahan materi yang tidak disertai terbentuknya zat baru, zat asalnya tidak mengalami perubahan, hanya terjadi perubahan wujud, bentuk atau ukuran. Misalnya terjadinya penguapan air jika dipanaskan, pembekuan (es) jika didinginkan. Es, air dan uap adalah materi yang sama tetapi memiliki wujud yang berbeda. Berbagai macam perubahan fisika adalah:

Perubahan Bentuk, contohnya: beras diubah menjadi tepung beras,
kayu diubah menjadi meja
Pelarutan/Pengeringan, contohnya : - nasi diubah menjadi bubur, gula
diubah menjadi sirop sayuran menjadi layu
Perubahan Wujud
Perubahan wujud dapat digambarkan sebagai berikut :
Pada perubahan wujud, wujud zat dapat kembali ke wujud asalnya, misalnya, air membeku menjadi es dan es mencair kembali lagi menjadi air, atau air menguap menjadi gas (uap air) kemudia mengembun menjadi air (air embun).

2) Perubahan Kimia
Perubahan kimia merupakan perubahan zat yang menyebabkan terjadinya satu atau lebih zat yang jenisnya baru. Perubahan kimia selanjutnya disebut reaksi kimia. Contoh : Besi berkarat, proses fotosintesis, pembuatan tempe, (fermentasi), indutri asam sulfat, industri alkohol dan lain-lain. Perubahan kimia dapat terjadi karena beberapa proses yaitu :
Proses Pembakaran
Proses Peragian
Proses perusakan atau pelapukan
Proses Fotositesis
Proses pencernaan makanan
Proses Pernapasan

Berbagai contoh di atas menunjukkan bahwa perubahan kimia sering disertai gejala atau tanda-tanda terbentuknya zat baru, sedangkan perubahan fisika tidak ada tanda-tanda teerbentuknya zar baru. Perbedaan perubahan fisika dan kimia dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Perubahan Fisika Perubahan kimia
1. Bersifat sementara (tidak permanen)
2. Tidak menyebabkan terbentuknya materi atau zat baru
3. Hanya melibatkan perubahan pada sifat fisika zat atau materinya
1. Bersifat tetap (permanen)
2. Menyebabkan terbentuknya materi atau zat baru
3. Melibatkan perubahan pada sifat fisika maupun kimianya
Padat
Cair Gas
mencair
membeku
menguap
mengembun
menyublim
Pemisahan campuran
a) Penyaringan
Penyaringan digunakan untuk memisahkan zat-zat dalam campuran heterogen, sehingga akan diperoleh campuran homogen.
b) Penyulingan
Penyulingan atau juga disebut destilasi, digunakan untuk memisahkan zat-zat dalam campuran homogen sehingga diperoleh zat murni, misalnya untuk mendapatkan air murni (H2O) dari air sumur atau memisahkan air dari alkohol.
c) Kristalisasi
Kristalisasi digunakan untuk mendapatkan zat kristal murni dari campurannya, misalnya untuk mendapatkan kristal garam murni NaCl dari garam hasil penguapan air laut.
d) Elektrolisis
Elektrolisis digunakan untuk memisahkan unsur-unsur dari senyawanya, misalnya memisahkan unsur hidrogen dari air.

Kadar Zat Dalam Campuran
Komposisi zat dalam campuran tidak selalu tetap. Susunan zat dalam campuran dinyatakan sebagai kadar zat pembentuk campuran.
Kadar zat dapat dinyatakan dalam persen massa, persen volume atau bagian per sejuta (bpj).

1. Persen Massa
Persen massa digunakan untuk menyatakan jumlah massa tiap 100 satuan massa dalam campuran. Satuan massa yang biasa digunakan adalah gram, misalnya larutan garam 5% mengandung 5 gram garam dalam 100 gram larutan.
2. Persen Volume
Persen volume digunakan untuk menyatakan jumlah volume tiap 100 satuan volume dalam campuran. Satuan volume yang biasa digunakan adalah mililiter (mL), misalnya volume oksigen dalam udara adalah 25%, maka dalam 100 mL udara mengandung 25 mL oksigen pada suhu dan tekanan yang sama.
3. Bagian per Sejuta (bpj)
Bagian per sejuta (bpj) atau part per million (ppm) biasa digunakan untuk kadar zat, di mana jumlah zat dalam campuran terlalu kecil.




ENERGI DAN PERUBAHANNYA
Setiap aktivitas yang kita lakukan selalu membutuhkan energi. Misalnya kita bekerja, menulis, berfikir, atau berolah raga. Hampir semua yang kita lihat maupun yang kita kerjakan dalam kehidupan selalu melibatkan energi, tetapi hampir semua enegi di alam tidak dapat dilihat secara kasat mata, hanya dapat dirasakan. Misalnya energi listrik, kita hanya dapat melihat lampu menyala karena adanya sumber listrik, atau
merasakan jika tersengat arus listrik, tetapi kita jika bisa melihat listrik itu sendiri. Dalam sebuah makanan juga terdapat energi. Kita hanya dapat melihat makanan secara fisiknya saja, setelah kita makan kita dapat menggerakkan tangan kaki karena enegi dari makanan, tetapi kita kita juga tidak dapat melihat energi yang terkandung di dalamnya. Jadi dapat dikatakan bahwa energi merupakan suatu yang unik dan misterius yang terdapat di alam.
Energi merupakan sesuatu yang dapat melakukan kerja atau benda yang dapat melakukan kerja atau usaha. Besarnya kecilnya energi yang dimiliki suatu benda ditentukan oleh pengaruh yang ditimbulkan benda yang melakukan kerja itu pada lingkungannya. Energi tidak dapat dilihat dan tidak dapat diraba tetapi dapat muncul dalam berbagai bentuk.
Energi dalam satuan SI dinyatakan dalam joule (J) atau kalori (kal). Julian Prescott Joule menyatakan bahwa 1 kalori sama dengan 4,18 joule.

Bentuk Bentuk Energi
1. Energi listrik
Energi listrik dihasilkan oleh muatan listrik yang bergerak (arus listrik) dalam suatu penghantar. Muatan listrik yang bergerak ditibulkan dalam sumber listrik. Contoh sumber listrik ialah petir, generator, dinamo, aki bateri. Energi listrik digunakan untuk menggerakan mesin dan berbagai alat listrik.

2. Energi panas
Energi panas juga disebut energi kalor atau energi termal. Energi panas adalah energi yang berkaitan dengan panas dan dihasilkan oleh gerak partikel-partikel dalam suatu zat. Energi ini dimiliki oleh benda-benda bersuhu tinggi yang disebut sumber panas. Misalnya nyala kompor, nyala alat las, tungku pemanas atau cahaya matahari. Penggunaan energi panas antara lain untuk memasak, menyambung besi, atau membakar gerabah
3. Energi cahaya
Energi cahaya adalah energi yang dimiliki oleh cahaya dan dihasilkan dari radiasi gelombang elektromagnetik. Sumber penghasil energi cahaya disebut sumber cahaya. Sumber energi cahaya yang paling utama adalah yang terdapat dialam yaitu matahari. Sumber cahaya lain adalah lampu pijar, api dan lain-lain. Sejak dahulu sebelum ada listrik cahaya matahari dimanfaatkan oleh manusia, misalnya untuk mengeringkan pakaian.

4. Energi Kinetik
Berbagai macam benda, misalnya batu, bola, spidol atau pensil jika dalam keadaan diam sepertinya tidak memiliki energi, tetapi jika benda-benda tersebut bergerak akan muncul energi. Contohnya, sebuah batu memiliki massa 1 kg dalam keadaan diam tidak akan memberikan pengaruh apaun terhadap benda di sekitarnya, tetapi jika batu tersebut kita lemparkan dan mengenai kaca, maka kaca tersebut dapat hancur.
Demikian juga jika kita menjatuhkan spidol, jika spidol tersebut membentur lantai makan akan muncul energi bunyi dari hasil tumbukan spidol dengan lantai. Energi yang muncul dari suatu benda karena geraknya, disebut dengan Energi Kinetik. Hal ini menunjukkan bahwa setiap benda sebenarnya memiliki energi, meskipun energi tersebut baru muncul jika benda tersebut mendapat perlakuan tertentu.
Energi kinetik dari suatu benda akan sebanding dengan massa dan kecepatan dari gerak benda. Semakin besar massa atau kecepatannya, maka energi kinetik dari benda tersebut akan semakin besar.

5. Energi Potensial Gravitasi
Energi potensial merupakan suatu energi yang dimiliki oleh benda atau materi karena keadaan dan kedudukannya. Energi potensial juga dapat diartikan sebagai energi yang tersimpan dalam suatu benda atau materi.
Salah satu contoh energi potensial adalah, energi listrik yang tersimpan dalam baterai atau energi kimia yang tersimpan dalam bahan bakar. Salah satu bentuk dari energi potensial adalah energi potensial gravitasi.
Energi potensial gravitasi merupakan energi benda karena kedudukan benda tersebut. Salah satu contoh pengaruh energi potensial gravitasi adalah buah yang dapat jatuh dari pohon.
Buah tersebut memiliki massa
(kg) dengan percepatan gravitasi (yang disimbolkan g), sehingga berat buah tersebut dapat diketahui. Jika buah tersebut jatuh dari ketinggian (m) maka, energi potensial gravitasi yang dimiliki adalah sebesar,
Ep = m . g . h
Keterangan: Ep = energi potensial gravitasi (J)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = tinggi benda (m)

Hukum Kekekalan Energi
Energi dapat berubah bentuk dari satu bentuk kebentuk lainnya. Dalam pandangan fisika, energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnakan, energi bersifat kekal. Karena itu dikenal hukum kekekalan energi, yang menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnakan tetapi hanya dapat diubah dari satu bentuk kebentuk lain.
Energi dan usaha sebenarnya adalah konsep yang sama dan sebanding. Satuan untuk energi adalah joule, di mana satu joule:
kemampuan untuk melepaskan satu Newton gaya sejauh satu meter.
Seandainya saya sedang melempar bola. Agar bergerak saya harus melakukan usaha: saya mengeluarkan gaya sebesar F sejauh s. Karena itu bola mendapat energi berupa energi gerak atau energi KINETIK. Turunan matematiknya: K=
Sebaliknya jika saya mengangkat orang setinggi h. Ketika saya melakukan gaya berat pada ketinggian h, saya melakukan usaha W x h = mgh. Orang itu tidak bergerak, tetapi mendapat energi tambahan sebesar mgh karena ia berada dalam bisang gravitasi bumi. Energi ini disebut energi potensial P = mgh. Ketika saya lempar orang itu, K berubah menjadi P.
Ketika hampir mencapai dasar, sesaat sebelum tumbukan, P = 0 dan P
seluruhnya berubah menjadi K, atau dapat di tulis mv2 = mgh. Inilah contoh yang dimaksud dengan hukum kekekalan energi.
Hukum kekekalan energi: energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan. Energi diam adalah energi yang dimiliki berdasarkan massa (mo ) suatu benda. E = mo c2 dengan c adalah kecepatan cahaya.
Pesawat sederhana
Pesawat sederhana adalah suatu alat yang sederhana yang diciptakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan kerja.
Pesawat sederhana yang sering kita jumpai dan kita gunakan dalam kehidupan sehari hari adalah bidang miring, sekrup, tuas dan katrol.
Pesawat sederhana bias juga hasil dari kombinasi antara dua atau lebih dari pesawat sederhana tersebut. Misalnya kampak, pahat, gunting, linggis, palu dan lain-lain. Pesawat sederhana dibuat dengan tujuan :
melipat gandakan gaya atau kemampuan, untuk menempuh jarak yang lebih jauh atau untuk memperbesar kecepatan dan untuk mengubah arah kerja yang kita lakukan. Beberapa contoh pesawat sederhana yang sering kita gunakan adalah sebagai berikut:
1. Bidang Miring
Bidang miring adalah pesawat sederhana untuk memudahkan kita melakukan kerja. Telah dijelaskan bahwa pesawat sederhana tidak menciptakan usaha, oleh sebab itu usaha untuk mengangkat benda tanpa bidang miring sama dengan jika dengan bidang miring, maka : W x h = H x l atau W x h = F x l.
2. Sekrup
Sekrup adalah alat untuk memperbesar kemampuan kita atau alat untuk memperbesar gaya. Sekrup sebenarnya adalah bidang miring yang dililitkan pada sebuah tabung sehingga lilitannya berbentuk spiral. Jarak antara ulir-ulir lilitan sekrup disebut interfal sekrup (d) dalam kerjanya sekrup diputar dengan memberikan gaya F yang jaraknya r yang selanjutnya merupakan lengan gaya. Seperti halnya dengan bisang miring, sekrup juga mempunyi keuntungan mekanik, yaitu sebesar:
3. Tuas (Pengungkit)
Luas digolongkan menjadi tiga golongan berdasarkan letak/posisi dari kuasa, beban dan titik tumpu yaitu :
1. Tuas jenis 1 yaitu : titik tumpu (T) terletak antara titik kuasa (K) dengan titik beban (B). jarak antara titik t dengan titik kuasa disebut lengan kuasa (lk). Dan jarak antara titik t dengan titik b disebut lengan beban (lb). contoh tuas jenis 1 adalah gunting, tang, palu, pencabut paku, jungkat jungkit dan linggis.
2. Tuas jenis 2 adalah titik beban terletak antara titik tumpu dan titik kuasa. Contoh tuas jenis 2 adalah gerobak dorong, alat pemecah bijih, pemotong kertas.
3. Tuas jenis 3 adalah titik kuasa terletak antara titik tumpu dan titik beban. Contohnya adalah singkup, jepitan dan sebagainya.

4. Katrol
Katrol adalah pesawat sederhana yang dipergunakan untuk mengangkat benda, mengubah arah angkatan.
Berdasarkan susunan dan jumlah katrol yang dipergunakan, katrol dibedakan menjadi tiga ialah :
a. Katrol tunggal
Katrol tunggal terdiri dari sebuah katrol yang digantungkan ditengah katrol, sehigga katrolnya diam.
Keuntungan katrol tunggal adalah dapat untuk mengubah arah.
b. Katrol tunggal bergerak
Katrol tunggal bergerak adalah sebuah katrol yang digantung pada salah satu tali, sehingga titik singgung tali pada satu pinggir katrol menjadi titik tumpu T, dan pada
pinggir yang lain menjadi titik kuasa, sedangkan titik beban B terletak pada pusat katrol, dan katrol dapat bergerak.
c. Katrol majemuk atau katrol berganda.
Katrol majemuk disusun lebih dari satu katrol misalnya empat katrol.



Suhu Dan Panas
Dalam kehidupan sehari-hari, sering terjadi kerancuan antara suhu dengan panas. Terkadang sering juga kita menyamakan antara suhu dengan panas dari suatu benda. Untuk membuktikan bahwa suhu dengan panas adalah dua hal yang berbeda sebenarnya sangalah mudah. Misalnya ada segelas air dengan volume 100 mL kemudian diukur suhunya adalah 90 0C, kemudian ada satu panci air volumenya 1000 mL dengan suhu yang sama yaitu 90 0C. Manakah yang lebih panas? Jika kita tersiram air tersebut di atas, maka akan terasa lebih panas terkena air satu panci dengan volume 1000 mL.
Peristiwa di atas menunjukkan bahwa dengan suhu dengan panas meskipun memiliki kaitan yang sangat erat tetapi merupakan hal yang berbeda. Setiap benda dapat memiliki panas yang berbeda meskipun pada suhu yang sama. Suhu merupakan salah satu dari faktor yang dapat memperngaruhi panas. Jika kita merebus air berarti kita menambahkan
panas pada air sehingga suhu air menjadi naik, demikian sebaliknya jika kita mendinginkan air berarti kita menngurangi panas pada air sehingga suhu air menjadi turun. Hal ini dapat disimpulkan bahwa suhu merupakan derajat atau ukuran panas atau dingin dari suatu benda, sedangkan panas merupakan salah satu dari bentuk energi yang dapat menyebabkan perubahan suhu suatu benda. Panas juga disebut kalor dari suatu benda.
Beberapa benda dapat mengalami perubahan jika mengalami perubahan suhu, misalnya terjadi pemuaian, mengalami perubahan warna dan volume.
Alat Ukur Suhu
Suhu atau derajat panas dingin suatu benda dapat kita rsakan melalui salah satu dari alat indera kita yaitu kulit. Dengan menggunakan kulit. sebenarnya kita hanya dapat membedakan suhu benda berdasarkan panasnya. Benda yang sama akan terasa lebih panas jika suhunya lebih tinggi. Secara kuantitatif, ukuran suhu suatu benda dinyatakan dengan
menggunakan alat ukur. Alat ukur suhu disebut dengan thermometer. Alat pengukur suhu (thermometer) menggunakan prinsip dari sifat dan perubahan zat. Thermometer air raksa dan thermometer alkohol, menggunakan perubahan volume zat yang ada pada thermometer akibat adanya pemanasan. Jenis thermometer ini antara lain adalah thermometer Celcius, Kelvin, Reamur, Fahrenheit dan Rankine.

Setiap thermometer memiliki karakteristik yang berbeda dalam penentuan skala suhu. Skala suhu ditentukan dari titik beku sebagai titik terendah dan titik didih sebagai titik tertinggi dalam thermoter. Zat yang digunakan sebagai standar penentuan titik beku dan titik didih adalah air.

Skala Suhu Beberapa Thermoether
Penentuan skala pada setiap thermometer di dasarkan pada titik lebur es dan titik didih air. Titik lebur es digunakan sebagai titik terendah sedangkan titik didih air digunakan sebagai titik tertinggi. Beberapa skala
yang sering digunakan dalam pengukuran suhu adalah sebagai berikut.
1. Skala Celcius, rentang skala yang digunakan pada thermometer dengan skala Celsius adalah 100, titik terendah adalah 0 0C dan titik tertinggi adalah 100 0C.
2. Skala Reamur, rentang skala yang digunakan pada thermometer dengan skala Reamur adalah 80, titik terendah adalah 0 0R dan titik tertinggi adalah 80 0R.
3. Skala Fahrenheit, rentang skala yang digunakan pada thermometer dengan skala Fahrenheit adalah 180, titik terendah adalah 32 0F dan titik tertinggi adalah 212 0F.
4. Skala Kelvin, rentang skala yang digunakan pada thermometer dengan skala Kelvin adalah 100, titik terendah adalah 273 K dan titik tertinggi adalah 373 K.
5. Skala Rankine, rentang skala yang digunakan pada thermometer dengan skala Rankine adalah 180, titik terendah adalah 492 dan titik tertinggi adalah 672.



Panas (Kalor)
Panas atau kalor merupakan salah satu dari bentuk atau wujud dari energi. Kalor dapat berpindah dari satu benda ke benda yang lain.
Perpindahan kalor ini dapat terjadi jika kedua benda tersebut memiliki suhu yang berbeda. Misalnya jika kita minum teh hangat, maka tenggorokan kita akan terasa hangat. Hal ini menunjukkan terjadinya perpindahan kalor pada teh ke tenggorokan kita.
Pengaruh Suhu dan Massa Benda Terhadap Panas (Kalor)
Pada saat kita memanaskan air, semakin lama suhu akan semakin meningkat demikian sebaliknya. Hal ini disebabkan karena semakin lama pemanasan maka kalor atau panas yang diberikan ke air akan semakin besar sehingga suhu akan semakin besar pula. Atau dapat dikatakan bahwa suhu berbanding lurus dengan panas atau kalor. Demikian halnya dengan volume atau massa dari zat yang dipanaskan. Semakin besar massa zat yang dipanaskan untuk memperoleh suhu yang sama
maka kalor yang dibutuhkan juga akan semakin besar. Atau dapat dikatakan bahwa massa berbanding lurus dengan panas atau kalor.
Dari pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa suhu dan massa dari benda mempengaruhi kalor dari benda. Secara matematik dapat dituliskan sebagai berikut.
Q = m. c. ΔT
Keterangan: Q = Jumlah kalor yang diberikan (Joule)
m = massa benda (kg)
c = kalor jenis benda (Jkg-1K-1)
T = suhu benda (K)





Bentuk Perpindahan Panas (Kalor)
Bentuk perpindahan panas dapat melaui tiga cara, yaitu konduksi, konveksi dan radiasi.
1. Konduksi
Konduksi pada dasarnya merupakan perpindahan kalor dari satu benda ke benda lain tetapi partikel benda tersebut tidak ikut mengalami perpindahan. Bagaimana perpindahan ini bias terjadi?
Perpindahan ini terjadi akibat dari perbedaan panas atau kalor antara dua benda. Perbedaan panas ini akan menyebabkan terjadinya perpindahana panas atau kalor ke benda lain sehingga benda tersebut akan memiliki panas dan akan mencapai kesetimbangan. Peristiwa konduksi sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita.
Misalnya pada saat kita merebus air dengan menggunakan panci aluminium. Kalor dari kompor akan berpindah ke panci. Hal ini terjadi karena panas pada kompor jauh lebih besar dibandingkan panci.
Peristiwa konduksi pada umumnya terjadi pada zat padat. Peristiwa konduksi pada umumnya memiliki zat perantara dengan karakteristik tertentu. Karakteristik ini didasarkan pada kemampuan daya hantar panas. Jika daya hantarnya kuat disebut konduktor, misalnya tembaga, besi, dan aluminium. Jika daya hantarnya lemah disebut isolator, misalnya kain, karet atau kayu.

2. Konveksi
Konveksi merupakan perpindahan panas melalui medium tertentu dan cenderung disertai perpindahan materi partikelnya. peristiwa konveksi cenderung berbentuk aliran kalor dari satu benda ke benda lain.
Mengapa disebut aliran? Disebut aliran karena sebagian besar terjadi pada zat cair. Misalnya proses pemanasan air. Kalor dari kompor akan mengalir ke panci, kalor dari panci akan mengalir ke air dari mulai bagian bawah sampai pada bagian atas. Proses ini akan terus menerus sampai air mendidih. Peristiwa ini juga sering terjadi sekitar kita. Misalnya aliran angin dari laut menuju pantai atau sebaliknya.
Aliran ini terjadi karena udara di pantai lebih panas atau mengalami panas terlebih dahulu dari pada di laut, sehingga terjadi gerakan udara. Sebaliknya jika udara di atas permukaan laut lebih panas maka juga akan terjadi gerakan udara. Peristiwa ini akan menjadi siklus gerakan angin laut dan darat karena perbedaan pemanasan pada siang atau malam.
3. Radiasi
Radiasi merupakan proses perpindahan panas atau kalor melalui pancaran. Perpindahan ini tidak melalui mediun atau perantara tertentu. Misalnya sinar matahari, atau panas api yang memancar ke tubuh kita waktu ada api unggun




GETARAN DAN GELOMBANG
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar atau menyatakan tentang getaran atau gelombang. Kita penah melihat suatu benda bergetar atau melihat gelombang air. Apakah getaran sama dengan gelombang?
Getaran pada benda merupakan gerak bolak balik melalui titik kesetimbangan. Sedangkan gelombang merupakan gerak merambat memalui medium tertentu dari satu titik ke titik yang lain. Dengan kata lain gelombang mengalami perpindahan posisi. Gelombang memiliki periode, dan frekuensi tertentu. Waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu kali getaran disebut periode getaran, dilambangkan dengan (T). Sedangkan banyaknya getaran dalam tiap detik disebut frekuensi getaran, dilambangkan dengan (f). Hubungan antara frekuensi dan periode secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
T = 1/f dan f = 1/T
dengan :
T = Periode (s)
f = Frekuensi (Hz)
Untuk mempelajari gelombang tiak lepas kita harus memahami adanya getaran. Gelombang dapat terjadi jika adanya getaran yang merambat sehingga muncul energi. Misalnya jika kita berbicara melalui telepon seluler maka energi suara akan dirubah menjadi energi listrik (gelombang elekromagnetik) dan kemudian diterima oleh telepon selular lain kemudian dirubah lagi menjadi energi suara sehingga lawan bicara dapat mendengar suara sama seperti yang kita ucapkan. Kita dapat nonton siaran langsung di televisi sama seperti dengan kejadian yang sedang berlangsung tanpa adanya penambahan maupun pengurangan. Uraian di atas menunjukkan bahwa gelombang dapat merupakan peristiwa perambatan yang besarnya berubah terhadap waktu yang menuju pada arah tertentu. Selain itu menunjukkan bahwa gelombang mampu menyampaikan segala informasi dengan tingkat kejujuran yang sangat tinggi.

Jenis-jenis gelombang
Berdasarkan medium perambatannya gelombang menjadi dua yaitu:
1. Gelombang mekanik, yaitu gelombang yang memerlukan medium untuk perambatannya. Misalnya gelombang air, gelombang bunyi, gelombang mainan tali.
2. Gelombang elektromagnetik; gelombang yang mampu merambat
baik dengan medium ataupun tanpa medium. Misalnya gelombang radio gelombang cahaya, gelombang tv.
Berdasarkan arah perambatannya gelombang menjadi dua yaitu:
1. Gelombang longitudinal yaitu gelombang yang memiliki arah rambatan sejajar dengan arah getarannya. Misalnya gelombang pada tali mainan atau gelombang bunyi.
2. Gelombang transversal yaitu gelombang yang arah rambatannya tegak lurus dengan arah getarannya. Gelombang jenis ini akan memiliki atau membentuk membentuk lembah dan bukit gelombang secara bergantian. Contohnya gelombang permukaan air atau gelombang cahaya



Sifat-sifat Umum Gelombang
Gelombang memiliki empat sifat yaitu:
1. Dapat dibelokkan (dibiaskan), peristiwa ini dapat terjadi jika gelombang melewati medium yang berbeda, misalnya gelombang melewati udara ke kaca atau udara ke air. Jika gelombang melewati medium yang renggang menuju medium yang lebih rapat maka akan terjadi pembelokan mendekati garis normal, demikian sebaliknya.
2. Dapat dipantulkan, peristiwa ini sering kita dapati pada gelombang bunyi, misalnya gema atau gaung, atau pemantulan cahaya pada cermin.
3. Dapat digabungkan (interferensi), penggabungan gelombang dapat kita lihat pada permainan alat musik secara bersama-sama. Suara dari alat musik yang berbeda-beda tetap dapat terdengar dengan jelas tanpa ada yang menghilangkan.
4. Dapat dilenturkan (refraksi), peristiwa ini terjadi pada saat gelombang merambat lurus melalui celah sempit, sehingga gelombang merambat menyerupai lingkaran.

Cahaya dan Sifatnya
Cahaya merupakan energi yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang secara kasat mata dengan memiliki panjang gelombang sekitar 380 hingga 750 nm. Cahaya memiliki dua sifat yaitu cahaya sebagai gelombang serta cahaya sebagai materi cahaya itu sendiri atau disebut sebagai "dualisme gelombang-partikel". Cahaya sebagai gelombang akan memiliki sifat seperti gelombang. Jika gelombang mampu
menghantar energi dengan sama persis tanpa adanya pengurangan atau penambahan maka cahaya juga akan mampu melakukan hal yang sama. Cahaya berdasarkan sumbernya dibedakan menjadi dua, yaitu
1. Cahaya yang berasal dari benda itu sendiri, seperti matahari, senter, lilin, dan lampu.
2. Cahaya yang berasal dari pantulan, yaitu cahaya yang memancar dari pantulan cahaya. Misalnya, jika kita melihat benda berwarna biru, artinya benda tersebut memantulkan cahaya berwarna biru.
Sedangkan berdasarkan kemampuan untuk memancarkan cahaya, dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
1. benda sumber cahaya misalnya matahari
2. benda gelap misalnya batu atau kayu


Sifat-sifat Cahaya
1. Merambat lurus, Cahaya memiliki arah rambatan menurut garis lurus. Misalnya kita menyalakan lampu senter maka cahaya akan merambat lurus. Untuk membuktikan dapat dilihat pada gambar berikut:
2. Dapat dipantulkan
Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu: pemantulan baur dan pemantulan teratur. Pemantulan baur terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang kasar atau tidak rata, sehingga cahaya pantul tidak beraturan. Sedangkan pemantulan teratur terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang rata, licin, dan mengilap, misalnya cermin.




No comments:

Post a Comment

Contact Us

Name

Email *

Message *

Back To Top